Kamis, 03 November 2011

SEJARAH KELAM BONEK

JUMAT KELABU BONEK DALAM SEJARAH 19 OKTOBER 2011
Dalam sejarah kiprah Bonek mendukung Persebaya baru kali ini terjadi kejadian memalukan dimana satu kelompok Bonek menyerang kelompok Bonek lainnya. Kultur dan budaya Surabaya yang saling menghormati dan menghargai perbedaan benar benar di indahkan saat itu. Yang muda menghormati yang tua dan sebaliknya yang tua mampu sebagai panutan dan membimbing yang muda hilang saat itu.Kejadian ini diawali dari dualisme Persebaya, pemerkosaan persebaya yang dipaksa degradasi saat era Nurdin halid membuat persebaya membelot ke LPI dan disaat itu musanglub 7 juni 2010 yang tidak pernah diungkap notulensi rapat dan siapa peserta rapatnya memutuskan menunjuk Wisnu Wardhana sebagai Ketua Persebaya.

Pada saat itu penyikapan Bonek terhadap dualisme persebaya Divisi Utama (DU) dan Persebaya 1927 sangat elegan, Siapa yang dipilih Bonek bisa dilihat dari jumlah penonton nya hingga Persebaya DU digelar dengan tanpa penonton.

Saat memasuki PSSI baru era Prof Djohar harapan baru bagi Bonek untuk membuat persebaya hanya satu yang diakui dengan mencabut surat mandat Nurdin Halid yang diberikan kepada Wisnu Wardhana tapi muncul seorang La Nyala yang menjadi pahlawan bagi Persebaya DU dengan membayar tunggakan gaji pemain yang tertunda selama berbulan bulan.

Babak baru dualisme terjadi dengan ketidak konsistennya PSSI dan terlalu subyektifnya komisi hukum PSSI menghadapi dualisme Persebaya. Maka pertentangan Pro Merger dan Tolak Merger menjadi cerita baru bagi Bonek dan Persebaya, adu argument adu pendapat baik di dunia maya maupun di komunitas komunitas bonek menjadi trending topic saat itu.Masing masing pihak punya argumentasi masing masing yang tanpa sadar dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, Teror pun menjadi bahasa yang sering di dengungkan. Pihak yang menolak merger merasa diteror orang yang Pro merger dan tanpa mereka ketahui Pihak Pro merger juga merasa di terror oleh pihak Tolak merger.

Kurangnya komunikasi yang baik menyebabkan dua kubu ini saling curiga mencurigai padahal terror melalui sms dan telpon juga dialami kedua belah pihak tanpa tahu siapa pelakunya.

Proses merger yang belum jelas  PT MMIB sudah berani menjanjikan memberi saham 1% kepada 2 elemen bonek membuat suasana semakin memanas, semakin jelas dan nampak di permukaan pertentangan 2 kubu ini. Suasana Bonek semakin mencekam dengan muncul isitilah istilah Bonek Pro merger , Bonek Tolak Merger,hingga dikotomi Bonek dunia maya dan bonek lapangan.

Suasana Surabaya semakin panas dan menjadi jadi ketika ada oknum yang memakai account facebook Eric Riyanto  tapi belum jelas siapa orangnya secara blak blakan menghujat bertubi tubi 2 elemen yang menerima saham 2% tersebut di sebuah fanpage facebook, Sang dirigen Hamin Gimbal pun tak luput dari hujatan sang Eric Riyanto. Siapa

Eric Riyanto ini masih belum jelas siapa tapi sudah berani menghujat dan membuka dosa dosa 2 elemen tersebut, suasana semakin panas hingga ada seorang loyalis sang dirigen membuat undangan di facebook dan sms yang intinya adalah meminta para pendukung hamin gimbal membuat perhitungan kepada para penghujat hamin gimbal undangan tersebut membuat para loyalis sang dirigen marah tanpa tahu apa permasalahan sebenarnya.

Provokasi ke sang dirigen juga terjadi. Hamin juga menerima hujatan dan teros melalui HP dan account FBnya sehingga membuat sang dirigen naik pitam

Jumat 14 Oktober 2011 ratusan orang yang termakan provokasi tersebut sudah berkumpul di taman apsari tanpa tahu permasalahan sebenarnya, isu yang berhembus saat itu adalah sang dirigen Hamin Gimbal dihujat mari kita buat perhitungan dengan orang orang tersebut.

Intelkam Polres Surabaya sudah mengantisipasi pertemuan ini beberapa pasukan sudah diantisipasi. Lagi lagi SMS provokasi beredar di kalangan bonek tanpa tahu siapa pengirimnya berikut petikan sms tersebut  “Bonek Arus bawah akan membuat perhitungan kepada 3 elemen”. Massa di Taman apsari dapat diarahkan untuk membubarkan diri sayangnya lepas dari pengamatan Polisi massa bergeser ke Kebun Binatang Surabaya tempat salah satu elemen berkumpul setiap hari jum’at.

Laporan dari saksi mata menyebutkan massa tersebut sudah menyiapkan senjata tajam dan tercium aroma kuat alcohol dari massa yang mengatasnamakan Bonek Arus Bawah.

Dan tragedi memalukan terjadi pada Jum’at 14 Oktober 2011 pukul 22.00 wib pengeroyokan dan penganiayaan dilakukan komunitas yang mengatasnakan “Bonek Arus Bawah “ 2 korban mengalami luka luka, bahkan 1 korban harus mengalami 54 jahitan di kepala.

Secara pribadi Penulis mengambil kesimpulan ;
  1. Kurang nya Komunikasi antar komunitas Bonek hingga ada oknum yang memanfaatkan perbedaan pendapat dan krisis kepercayaan antar komunitas
  2. Belum adanya Wadah Tunggal Suporter Persebaya yang bisa menjadi tempat pemecahan konflik antar komunitas
  3. Provokasi baik melalui account Facebook dan sms dilakukan oleh oknum oknum yang tidak bertangung jawab untuk memecah belak Bonek, kurang di antisipasi dengan bijak oleh para pemimpin suporter di lapangan.

Saran dari Penulis hendaknya konflik antar elemen diselesaikan secara kekeluargaan dengan mengedepankan musyawarah tanpa harus mengerahkan massa. Penulis yakin dengan jiwa arek arek suroboyo masih bisa dan mau untuk diajak berunding. Kekerasan dimanapun tidak dapat dibenarkan.

Semoga tragedy jum’at kelabu menjadi Momentum awal Bonek menjadi satu , menjadi lebih dewasa dalam langkahnya, menjadi loyalis pendukung Persebaya yang ber-Nyali wani juga beradab. Citra baik Bonek yang sudah berangsur angsur baik harus rusak lagi oleh tragedi Jum’at kelabu.

“No More Violence “

Catatan : 
Penulis adalah Suporter Persebaya yang aktif mengikuti langkah Bonek baik di dunia maya maupun atraktif di dunia
nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar