Kamis, 03 November 2011

FAKTA UNIK BONEK

Bonek.
Sekilas pandangan masyarakat awam tentang bonek adalah suporter perusuh, penjarah, radikal, berandal dan yang pastinya berbau kriminal. Kami akui, memang kami bonek bukanlah suporter terbaik tapi kami bonekmania slalu mencoba ingin jadi lebih baik. Bonek adalah suporter sepak bola. Dan pastinya BONEK ADALAH BONEK. Bonek bukanlah suporter yang bilamana anarkis selalu mengatasnamakan oknum suporter, bukan mengakuinya dan meminta maaf.

Bonek anarkis, bonek bikin ulah, bonek menjarah pedagang. Itulah headline yang slalu menghiasi media massa saat bonek tur ke luar kota. Media massa bagaikan ketiban rejeki saat bonek tur ke luar kota. Bagaikan dalam perlombaan, para pewarta berita berlomba-lomba memberitakan perjalanan tur bonek dengan mengarang indah dan pemberitaan yang paling menjual tanpa memandang kode etik pers. Masih jelas dalam ingatan saya, 24 Januari 2010 Bonek tur bandung diserang di solo. Dalam cuplikan video pada media massa menayangkan bonek yang kala itu di dalam dan di atas gerbong kereta diserang warga, bukan bonek yang menyerang, tapi dalam pembritaan headline nya

Bandingkan dengan berpuluh-puluh ribu Aremania tur jakarta pada saat akhir kompetisi ISL 2010 Persija vs Arema. Adakah pemberitaan aremania yang mencolok? Seolah-olah tidak terjadi apa-apa dalam dengan perjalanan arema. Padahal tur tersebut memakan korban 11 Aremania meninggal dunia (sumber : malang tv). Atau mungkin media massa takut beritanya tidak laku keras tidak seperti pemberitaan tur Bonek? Sampai-sampai Bonek dijadikan cerita bahan lawakan dalam sebuah acara komedi di tv swasta karena rating pemberitannya yang tinggi.

Kita putar memori kembali saat pelita karawang vs persebaya. Bonek yang datang ke stadion singaperbangsa karawang diserang oleh oknum suporter tuan rumah, dan besok paginya muncul diberitakan di redaksi berita olahraga ternama tentang bonek menyerang suporter tuan rumah. Dengan kemajuan teknologi saya mengajak teman-teman bonek yang ada di grup facebook saya, untuk menyebarkan ke grup yang laen untuk mengirim email protes ke redaksi tersebut. Alhamdulillah 2-3 hari setelah email tersebut dikirim, pihak redaksi meminta maaf kepada pengurus bonek

Dan di sini saya mengajak kepada teman-teman bonek se jagat raya, bila nantinya ada pemberitaan miring tentang bonek mari kita berlomba-lomba mengirim email protes kepada media massa agar nama bonek tidak semakin tercoreng gara-gara ulah oknum wartawan pemburu harga bukan pemburu berita. Kita manfaatkan fasilitas yang ada saat ini, teknologi udah maju dulur.

Sebelumnya saya pernah kuliah di malang dan sedikit banyak saya mengerti perbedaan bonek dan seterunya aremania. Pada umumnya Bonek dan Aremania sama, sama-sama suporter fanatik, suporter terbesar. Di Bonek ada suporter cinta damai, di aremania juga ada suporter cinta damai, di bonek ada suporter garis keras bonek '89, di aremania ada suporter sirag sarek '87, di bonek ada yang resek, di aremania juga ada yang resek. Intinya gak semuanya bonek itu resek, tapi juga masih cinta damai. Gak semuanya aremania cinta damai tapi masih juga aremania resek.
Saya sendiri menganut faham bonekisme "Biarkanlah orang menganggap luar kita radikal, tapi dalam hati kita bermoral. Daripada orang menganggap luar kita terbaik, tapi itu hanya munafik"

Tapi di sini perbedaannya, bonek yang kala tur berbuat anarkis dan menjarah. Langsung stigma anarkis itu melekat pada diri bonek. Perlu diketahui tidak semuanya bonek itu anarkis. Masih ingat bulan ramadhan kemarin? Kelompok-kelompok suporter bonek yang ada di surabaya, sidoarjo, gresik, pasuruan, maupun jember dan daerah-daerah lain membagikan ta'jil ke pengendara umum. Tapi di sini yang saya banggakan, ketika bonek dicaci maki saat melakukan tindakan anarkis. Mereka menerimanya dengan lapang dada, bukan malah munafik menuduh oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab melakukannya. Bukan malah mencari-cari alasan lain agar namanya tidak jelek di mata masyarakat yang mengurangi titel "suporter cinta damai"nya.

Kalau aremania? Anda pasti bisa menilainya sendirilah. Tidak perlu saya jelaskan di sini. Cukup menengok tragedi pembakaran stadion wilis madiun tahun 2005, stadion brawijaya kediri, konvoian aremania juara ISL 2010, perjalanan pulang dari tur solo (final piala indonesia 2010) dan yang terakher pulang dari tur jakarta di stasiun kediri. Melempari warga-warga sekitar stasiun yang tidak bersalah. Tapi maukah mereka mengakui perbuatan mereka??

Dan juga selama saya tinggal di malang, saya sedikit banyak menemukan 100% asli kera ngalam yang berdomisili di malang pendukung persebaya (bonek). Ketika saya bertanya kepada mereka mulai kapan mendukung persebaya jawabnya mereka menjadi Bonek sudah mulai kecil yang diwarisi oleh bapak-bapaknya. Dulu memang banyak bonek yang berasal dari malang, tapi sekarang sudah tidak sebanyak dulu lagi karena mereka sudah mempunyai tim daerahnya sendiri arema dan apalagi arema sedang naik daun.

Saya mencoba bertanya lebih jauh mengapa mereka tetap setia mendukung persebaya, jelas-jelas sekarang arema lagi naik daun. Mereka menjawab "tim ada di atas dan di bawah itu wajar, seperti roda berputar". Mereka sudah terlalu banyak mengerti kelebihan dan kekurangan bonek dan juga aremania, yang pada kesimpulannya ternyata bonek dan aremania sama saja. Yang paling menonjol dan membedakan bonek dari aremania adalah persatuan suporter bonek, kesetia kawanan. Akan terasa jika pertandingan di luar kandang. Bonek-bonek berbondong-bondong berangkat ke kota tujuan dengan bekal seadanya demi mendukung persebaya. Bekal seadanya tidak menyurutkan merka untuk bersatu. Ada yang membawa duit lebih, mereka malah ikut menemani teman mereka yang tidak mempunyai uang untuk nggandol truk maupun kereta. Seperti contoh misal bonek dari surabaya di tengah perjalanan bertemu dengan bonek dari pasuruan, mereka dengan cepat akrabnya langsung bersatu untuk mencapai kota tujuan. Yang penting sampai di kota tujuan dan mendukung tim kesayangan Persebaya. Jangan heran kalau di tengah perjalanan bertemu dengan rombongan bonek yang makan nasi bungkus dimakan ramai-ramai. Itu karena keterbatasan bekal yang ada tetapi tidak menyurutkan persatuan bonek yang ada.
Berbeda dengan aremania, saat tur luar kandang. Mereka saling berlomba mempercantik dan membanggakan korwil masing-masing. Ada yang naik bis, kereta, mobil pribad. Kalaupun di jalan bertemu dengan aremania lain yang sedang tidak mempunyai uang, mereka acuh tak acuh. Mereka berpendapat, "salah dewe bondo nekat, arema gak bondo nekat, arema bondo duit". Saya sendiri juga mempunyai teman aremania, dia bercerita saat itu pulang dari tur lamongan menonton persik vs arema. Dia dan teman-temannya pulang tidak mendapatkan bis umum, pengin ikut rombongan aremania yang naik bis mereka dilarang naik. Bukan rahasia lagi, kalau di stadion kanjuruhan maupun di mana saja terjadi persaingan antar korwil aremania di malang.

Saling mengunggulkan yang terbaik. Saling tawuran sesama aremania. Maka dari fakta di ataslah, bonek-bonek asli malang bangga menjadi bonek. Bangga mendukung persebaya.

"Bonek ingat tujuan menjadi suporter, mendukung tim, bukan berlomba menjadi suporter terbaik."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar